Perkenalkan saya Putri Syuhada, biasa dipanggil Pusyu,
karna Putri sudah biasa. Saya pemudi Provinsi Kepulauan Riau yang beruntung
karena telah diberikan kesempatan menjadi salah satu dari 102 pemuda di
Indonesia untuk mengikuti program Kapal Pemuda Nusantara dari Kementerian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. KPN tahun ini dilaksanakan dengan rute
Sail Nias, dan bergabung dengan Pelantara 9 yang terdiri dari saka bahari, bela
negara (kementerian pertahanan), PPMI (kementerian koordinator kemaritiman),
dan KPN (kementerian pemuda dan olahraga).
Apa hal yang selalu kutunggu? Pertemuan..
Apa hal yang kutakutkan? Perpisahan..
Namun hukum alam sudah menyimpulkan, setiap ada
pertemuan pasti ada perpisahan..
Semua berawal dari 26 Maret 2019. Kala itu seleksi diadakan
oleh organisasi Purna Caraka Muda Indonesia Kepulauan Riau (PCMI Kepri) dibawah
naungan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepri. Ternyata tidak sedikit
pemuda-pemudi yang berani mencoba mengikuti seleksi ini. Dimulai dari seleksi
administrasi, wawancara (pengetahuan lokal, nasional, internasional, bahasa
inggris), dan wawancara serta uji bakat / keterampilan diri. Hingga malam hari,
panitia yang tak kalah semangat ini langsung mengumumkan peserta yang memasuki
final untuk di uji lagi dikeesokan hari. Dan terpilihlah 3 delegasi Kapal
Pemuda Nusantara (KPN) dan 3 delegasi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN).
Hanya sebatas itu, lantas kami semua langsung berangkat? Hm tidak semudah itu teman-teman.Kandidat yang terpilih mestilah dibekali lagi dengan ilmu dan beberapa wejangan dari alumni pendahulu. Karena tujuannya agar Kepri tidak sembarangan mengirim delegasi.
Bulan April, kami mulai traning untuk pembekalan diri.
Dengan tempat yang berganti-ganti antara Batam-Tanjungpinang setiap sabtu dan
minggu, dari pagi hingga malam hari. Materi demi materi yang diberikan alumni,
satu persatu mulai mengisi hari-hari kami. Hingga training ini berakhir di
bulan Juli dan ditutup dengan NP (Singkatan dari National Presentation).
Berakhir? Belum juga teman-teman. Masih ada pembekalan
khusus Kapal Pemuda Nusantara, yaitu dibulan Agustus, sambil menunggu
keberangkatan yang dinanti.
Bismillahh...
Pertemuan itu dimulai pada tanggal 30 Agustus 2019,
dimana pemuda tiap provinsi di Indonesia dengan rincian 1 laki-laki dan 2
perempuan, hadir dan berkumpul di satu tempat, yaitu Hotel Ibis Jakarta
Kemayoran.
Pertemuan itu sungguh sangat rancu, dimana yang
sebelumnya hanya berkomunikasi melalui grup whatsapp, lalu ketika bertemu hanya
sapaan kecil yang muncul.
Aku yang secara nyata pendiam ini, ehm, mencoba
merubah diri bak bunglon. Sungguh tak mudah, namun berkat teman-teman yang
terbuka, alhamdulillah semua berjalan lancar.
Hadapi hayati nikmati dan syukuri (H2NS). Itu yang ku
lakukan selama program ini berlangsung.
Menghadapi karakter semua pemuda di Indonesia, menghayati tiap kegiatan, materi, hukuman dari pendamping dan panitia, menikmati angin semilir kapal, mensyukuri betapa indahnya alam semesta ini, sungguh membuat rindu.
Ketika semua orang menceritakan cerita paling
berkesannya, disinilah aku menceritakan rasa syukurku dipertemukan dengan
mereka semua, yang menciptakan banyak memori dari berbagai aspek, keindahan
alam yang tercipta serta rasa kekeluargaan antar peserta, pendamping dan
panitia. Inilah yang membuatku menikmati program dengan penuh rasa syukur,
sehingga perjalanan selama 21 hari dalam menerjang ombak, bagaikan 2 hari 1
malam dalam ayunan. Perjalanan dari Jakarta, ke Sibolga, ke Nias, ke Lampung,
hingga balik ke Jakarta lagi, bagaikan perjalanan dari mata ke hati. Dekat,
padahal jauh.
Keramah tamahan TNI di KRI 971 Tanjung Kambani,
membuat kami semua menikmati perjalanan ini.
Ketika air di kamar mandi mati di shubuh hari, air
dapur pun mengalir dan bisa dinikmati untuk wudhu di dini hari.
Kala ombak kuat menerpa, mulut dan hati tak henti
untuk berdo'a, semoga selamat hingga kapal bersandar di dermaga.
Penampilan pentas seni oleh 34 provinsi dengan ragam
budaya di malam hari saat ombak melambung tinggi, membuat ku bangga kepada
pemuda pemudi tiap provinsi, yang masih kokoh berdiri untuk menampilkan budaya
dari daerahnya dengan semangat tinggi, sungguh kebhinnekaan ini indah dengan
warna warni.. Hingga membuat bulu kuduk ku tegak berdiri, kala suara merdu
bernyanyi, dan membuat hati ingin kembali ke masa itu lagi.
Lego jangkar.. Frasa kata yang baru ku dengar.
Mempunyai arti penting dan membuat mata berbinar bagi mereka yang sudah
tersentuh hatinya. Binar bahagia yang tercipta karena bertemu dengan orang yang
bisa menjadi dambaan hatinya. Menjadi
semangat kala materi disampaikan oleh pembicara, walaupun tak didengar,
namun masih ingin duduk menetap di ballroom titik kumpul semua peserta untuk
bertemu pujaan hatinya..

Kala kami berkemah (saat di Nias), titik air dari langit pun ikut menjamah, hingga kami mengungsi dalam keadaan basah, tapi tak mengapa karna semesta mengajarkan kami untuk menikmati alam dengan ramah.
Hingga akhir dari segala cerita selesai, semua peserta
tak ingin ini segera usai, namun alangkah baiknya jika cerita ini menjadi
perisai untuk kita bertemu kembali di masa yang akan datang berbekal pengalaman
yang tak pernah dilupakan ini.
Entahlah apa isi dari cerita ini, cerita tentang rincian
kegiatan mungkin sudah diceritakan oleh kedua rekan KPN Kepri, yang pasti, aku
selalu bersyukur dan selalu mengingat kegiatan ini, sampai nafas ini tidak lagi
berhembus, nadi tidak lagi berdenyut dan mata tak dapat lagi terbuka, sungguh
sampai menutup mata...
-26 Desember 2019-
Kota Batam-Kepulauan Riau