PCMI KEPRI
  • Home
  • Tentang Kami
  • Alumni
    • Cerita Alumni
    • Daftar Alumni Program
  • Persyaratan Umum
  • Seleksi 2019
  • Program

Persyaratan UMUM Pendaftaran

Persyaratan UMUM Pendaftaran




Annyeong Haseyo!

Pertukaran Pemuda Indonesia-Korea juga disingkat PPIKor atau Indonesia – Korea Youth Exchange Program (IKYEP) kembali digelar. Saya Ellris Marsel Andi Haris terpilih sebagai delegasi Provinsi Kepulauan Riau untuk program tersebut setelah melalui serangkaian seleksi dan training Bukan suatu hal yang dapat saya bayangkan sebelumnya menjadi seorang delegasi untuk Provinsi dan Negara tercinta. Program IKYEP kembali digelar untuk mempererat hubungan antara Negara Indonesia dengan Korea Selatan, melalui perwakilan pemuda. 

Indonesia-Korea Youth Exchange Program (IKYEP) 2018 kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang diselenggarakan dalam dua fase yaitu fase Indonesia dan fase Korea, namun untuk tahun ini karena fase Indonesia ditiadakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Sebelum menjalankan dua fase tersebut delegasi Indonesia diberikan pembekalan terlebih dahulu dalam fase Pre-Departure Training (PDT) yang diselenggarakan di hotel Ambahara Jakarta pada tanggal 13-17 Oktober 2018. Kegiatan PDT ini diselenggarakan untuk memberikan pembekalan kepada delegasi Indonesia sebelum memulai program di Korea Selatan.


18 Oktober 2018 merupakan hari pertama delegasi Indonesia – Korea Youth Exchange Program 2018 tiba di Negara Ginseng untuk melaksanakan tugas sebagai diplomat muda perwakilan Indonesia. Fase Korea selatan di laksanakan dari tanggal 18 – 26 Oktober 2018. Angkatan kami kali ini adalah salah satu angkatan yang paling banyak mengunjungi provinsi, kota hingga distrik yang ada di Korea Selatan.

·      Seoul Kota Modern nan Tradisional.


Saat kami tiba di seoul ibu kota Korea selatan hal yang pertama kali saya lihat adalah gedung-gedung yang menjulang tinggi nan rapi ditemani gerbang-gerbang khas korea yang menambah suasana di ibu kota Korea Selatan ini menjadi sangat terlihat epic!. Tak banyak aktivitas yang kami lakukan di Seoul, disini kami hanya mengunjungi Kedutaan Besar Republik Indonesia yang berada di Seoul, Ministry Of Gender, Family and Equality. Setelah itu esok harinya kami harus berangkat ke daerah lain untuk melakukan aktivitas yang berbeda. 


 

·    Pyeongtaek Sebuah Kota Seribu Kenangan. 
Bersama orang tua asuh di pyongtaek serta anaknya Taeyoung





Delegasi Indonesia telah tiba di Pyongtaek International Exchange sebuah pusat pertukaran budaya internasional yang berada di kota ini, Disini pertama kalinya saya dan teman-teman delegasi Indonesia lainnya berinteraksi langsung dengan penduduk korea dan langsung melihat bagaimana kehidupan sehari-hari mereka, Kim merupakan orang tua angkat kami saat berada di kota ini mereka memiliki 1 orang anak yang beranama Taeyoung, Di pyongtaek kami diajak berkeliling Mall yang ada di pyongtaek mencoba beberapa makanan dan melihat kehidupan malam di kota ini adalah hal yang tida akan terlupakan, oh ia saat berada di kota ini saya di temani oleh Ali Zuryat Hakim salah satu perwakilan delegasi pronvinsi Riau. Di kota ini kami sempet di beritahu bahwa orang-orang korea yang kaya tinggal didaerah ini, dalam benak kami hal ini tak heran mengingat kota ini memiliki salah satu gedung yang mungkin salah stu terbesar yang ada di Korea atau mungkin dunia. Esok harinya kami diajak berkeliling ke salah satu musem paling abstrak yang pernah saya lihat, karena saat berada di museum ini kita akan disugguhkan beberapa karya seni yang hanya orang tertentu paham setelah berkeliling museum ini mata saya tertuju ke salah satu spot yaitu spot sampah yang dijadikan museum setelah saya Tanya dan mencari tahu sampah apa itu ternyata sampah itu adalah sampah yang pernah ada di laut korea selatan, mereka memajangnya untuk memberikan edukasi bahwasannya kita jangan pernah meremekan sebuah sampah yang tergenang di sebuah lautan luas, hal ini merupakan salah satu pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan saat berada di kota ini. Selanjutnya setelah puas berkeliling kami harus kembali ke spot yang sudah ditentukan untuk kembali bertemu dengan  teman-teman delegasi lainnya dan melanjutkan perjalanan, “ Terima kasih Pyongtaek atas semua pengalaman hidup yang tidak akan pernah dilupakan, Ama ( salah satu panggilan korea untuk ibu) dan Apa (panggil korea untuk ayah) and si kecil imut Taeyong atas semua pengalaman yang sudah diberikan, semoga suatu saat bisa dapat kembali ke daerah ini dan menghabiskan waktu bersama kembali”. 


·  Pyeongchang “Kota Olimpiade Musim Dingin”.





Terbesik di fikiran pertama kali mendengar kota ini, “bakal dingin banget ngga ya ?”, “Sedingin apakah disana?”, ternyata setelah sampai di pyeongchang dengan menggunakan Bus dan memakan waktu
2-3 jam, suhu pada saa itu berada pada 7-8 Derajat celcius karena Korea Selatan sedang
mengalami musim Gugur dimana musim ini terjadi sebelum musim dingin datang. Pyeongchang merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Gangwon. Sebuah kota yang dikelilingi pegunungan tinggi, hutan, bahkan kuil yang sangat indah, kota yang sangat dingin bahkan kota ini merupakan salah satu daerah yang menjadi tuan rumah untuk olimpiade musim dingin tahun 2018 lalu tak heran mengapa kota ini dipilih menjadi tuan rumah karena daerahnya yang musim dinginya datang sangat cepat dari daerah lainnya di Korea Selatan. Di kota ini kami mengunjungi salah satu National Youth Centre salah satu pusat pemuda yang ada di kota ini dan Korea Selatan disini kami melakukan berbagai hal yang belum saya pernah lakukan sebelumnya mulai dari outdoor activity hingga indoor activity. salah satu aktivitas favorit yang aku lakukan adalah panjat tebing ya disini pemuda di fasilitasi berbagai aktivitas yang

membuat mereka lebih berani dan kuat selain itu membuat mereka tidak merasa bosan saat berada di salah satu pusat pemuda, kalo bisa dibilang National Youth Centre ini sama seperti Dinas Pemuda Dan Olahraga yang ada di Indonesia
hanya saja perbedaannya disini seperti yang sudah saya ungkapkan sebelumnya yaitu terdapat berbagai macam aktivitas yang dapat dilakukan oleh pemuda, jadi sebuah kantor sekaligus sebagai tempat playground untuk membentuk pribadi pemuda Korea itu sendiri, hal ini patut cita contoh dan dipalikasikan oleh Negara kita. 




·         Gangneung “Goblin Beach”. 


      



Masih berada di satu provinsi yang sama dengan Pyeongchang, Gangneung adalah salah satu kota yang berada di provinsi Gangwon di kota ini terdapat salah satu hal yang unik yaitu “Goblin Beach” bagi kalian yang gemar nonton drama korea pasti tau apa itu goblin, goblin merupakan serial drama terkenal yang berasal dari korea mereka banyak melakukan syuting di beberapa tempat yaitu Hutan Woeljongsa yang berada di Pyeongchang hingga Pantai Jungjin, dan Jungjin Beach ini berada di kota Gangneung kami sangat beruntung karena bisa melihat langsung salah satu spot tempat syuting drama terkenal di korea tersebut, aktivitas di kota ini yang kami lakukan tidak banyak hanya melakukan kunjungan ke Sekolah Menengah hingga tempat budidaya berbagai macam tanaman, hingga esok harinya kami balik ke Kota Suwon salah satu kota berdekatan dengan Seoul.

Itulah pengalaman yang dapat saya sampaikan. Diberikan kesempatan untuk pergi luar negeri dan menjadi seorang delegasi Indonesia adalah salah satu hal yang belum terbayangkan oleh saya, saya sangat beruntung mendapat kesempatan untuk bisa ke salah satu Negara dengan teknologi yang maju dan juga menjadi Delegasi Indonesia untuk Pertukaran Pemuda Antar Negara.

Terima Kasih PCMI Kepri
Terima Kasih Alumni
Terima Kasih KEMENPORA RI



0
Share



Hallo semuanya, apa kabar? semoga semuanya sehat selalu dan dalam keadaan bersyukur ya. kalian yang sedang membaca dan klik link ini aku yakin bahwa kalian adalah pemuda yang haus akan kebaikan dan pemuda pilihan pastinya. Sebelum lebih jauh, kita kenalan dulu yuk. Diatas udah ada sih, tapi itu nama lengkap ku, teman tman bisa memanggil aku feggy, atau yang hits nya selama program berlangsung aku dipanggil "pegi pegi yuk" dan "alfamart" walaupun aku tidak pernah menanam modal di kedua perusahaan ini, hehehe. Seharusnya mereka bayar royalti karna memakai namaku, udah ah skip gak begitu menarik seperti membahas kamu dan dia. Ditahun 2018 ini Alhamdulillah aku diberi kesempatan mengikuti program Kapal Pemuda Nusantara oleh Allah tuhan yang maha esa melalui seleksi PCMI yang berlangsung di kota Batam saat itu tepatnya di gedung kanpora kota Batam. Tak pernah dilupakan di setiap tahunnya pasti akan ada beberapa point yang harus kita siapkan saat seleksi.

Pertama kesehatan kamu baik itu jasmani dan rohani karena bakal ada test psikolog nya loh jadi saat itu kamu jangan lupa sarapan ya, kedua berkas administrasi, ketiga wawasan kebangsaan dan kebudayaan, keempat bahasa Inggris, tapi tunggu dulu jangan pucat gitu ya PCMI gak pernah mencari gelas yang penuh kok, intinya kamu mau belajar dan yakin, apalagi kalo kamu ingin ikutan PPAN, kamu harus lebih yakin yaa, terakhir Mental, ini yang paling penting!! Kalo kamu gak ada mental point 1-4 hangus ibaratkan kamu udah beli cincin tapi gak brani ktmu calon mertua, hmmm. Baiklah jangan mundur sebelum perang ya.


Saat kita nnti lolos setelah seleksi akan ada tahap slanjutnya yang harus kita jalananin, yaitu pembekalan sblum keberangktan, pembekalan yang dilakukan di Kepri tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya yang mana biasanya seluruh calon peserta (kandidat) pembekalan dilakukan secara bersamaan mulai dari kandidat PPAN, KPN dan Kirab Pemuda. Tapi tahun ini justru KPN belakangan karena ada beberapa pertimbangan yang saya sendiri gak tau apa yang ditimbang sebenarnya, hehehe. Training KPN dilakukan hampir dua bulan dengan cara bergantian Batam-Pinang. Sambil menunggu jadwal keberangkatan feggy gio dan said atau bisa disebut dengan kami menyiapkan segala sesuatu yang harus dibawa saat program yang list barang bawaannya telah di cek oleh alumni. Ya memang begitu, bahkan sampai hal terkecil pun sebelum berangkat akan diperhatikan oleh alumni, tujuannya apa ? Agar Kepri tetap menjadi yang terbaik dari yang sangat baik. Kala itu waktu terus berlalu dan mendekati jadwal keberangkatan, saya sudah semangat datang ke ibukota negri latihan pentas seni selama 11 menit, nyebrang ke pulau penyengat membeli gantungan kunci gonggong dan ternyata group KPN Sail samota ramai sekali, pikiran saya ini kayaknya udah gak sabaran ingin ketemu eh taunya jadwal keberangkatan kita diundur, em em em em emmmm nisa sakban sepuluh jam. Ok tak ape la ape yang nak dikate kalo dah gini nyate die. Tak lama dari itu sudah tiga kali perubahan jadwal KPN diubah sampai sail samota telah selesai dilaksanakan dan kami seluruh peserta Indonesia mulai bingung, bagaimana kita ini? Mungkin tahun depan berangkat nya, karena sudah dilema waktu, banyak yang korbanin tes cpnsnya kala itu, wisudanya, sidangnya pokonya drama korea kala itu hanya kami yang mampu menyaingi. Alumni gak mau melihat kami sedih, memang ada hikmahnya dari semua ini, segala sesuatunya bisa kami persiapkan lagi lebih matang seperti pentas seni dan kami dilibatkan dalam kepanitiaan kirab pemuda yang mana saat malam terakhir kami NP (National Presentation) yang penonton nya adalah seluruh peserta kirab zona satu, alumni dan masyarakat kampung pelangi Tanjung Pinang. NP ini wajib dilakukan semua peserta sebelum berangkat program, PPAN dan Kirab sudah melakukannya terlebih dahulu saat pembekalan diawal. Kirab telah berangkat duluan, PPAN sudah sampai di Korea dan akhirnya tanggal 26 Oktober 2018 kami ditakdirkan berangkat dengan perubahan sail dari SAMOTA menjadi Surabaya, Makassar dan Palu.

Dengan pakaian A1 lengkap ditambah 4 buah koper ditambah setoples ikan bilis campur tempe dan membawa masing masing tas kecil gimana? Kebayang gak ia ini rada lucu kalo dibayangin seperti ini coba sekarang kita bayangin seperti ini dengan pakaian A1 rapi, menggunakan fantopel hitam, kaus kaki hitam, tali pinggang hitam, bendera merah putih di sebelah dada kiri, name tag disebelah dada kanan, dasi merah berbentuk pita, evolet di bahu kanan dan kiri, jilbab hitam dan yang terakhir peci hitam yang telah terpasang burung garuda yang kami pakai di kepala kami. Sungguh menjadi suatu kebanggaan bagi kami karena ada nama Kepri dipundak kami yang harus kami harumkan dan kami jaga saat program berlangsung. Setibanya di Jakarta kami bertemu dengan delegasi Bangka Belitung dan satu pesawat menuju Surabaya. Saat tiba di Surabaya sudah banyak teman teman yang telah sampai dan kita langsung bertegur sapa saat itu karena kita sudah akrab semua didalam group, itu tadi semua ada hikmahnya. Dihari pertama saat di Surabaya kita langsung registrasi, pengecekan berkas, pembagian kamar hotel pembagian perlengkapan KPN mulai dari tas, baju sepatu, topi, buku, ikat pinggang dan jilbab merah. Tak lupa juga pembagian kelompok, saya dapat kelompok 6 (Laut Seram) yang anggotanya ada bang Ian (Jambi), bang Zainuri (Jatim), bang Nasa (Sulbar), kak Ato (NTT), kang Jajuli (Banten), bang Anjas (Kaltara), Al Apghani (Bengkulu), Subhy (Malut), kak Intan (Sumut), Fiqa (Sumsel), Masnawati (Kaltim) dan pendamping kelompok bang Iyan (Sultra) beliau alumni KPN sail Tomini yang belum move on dari sekarang. Selama di Surabaya kita melakukan aktivitas yang cukup padat mulai dari pembekalan materi, pawai budaya, pentas seni dan pembukaan secara resmi oleh bapak Menpora Imam Nahrawi. Alhamdulillah waktu itu saya ditunjuk oleh panitia acara untuk menjadi perwakilan peserta perempuan untuk penyematan tanda peserta yang dipakaikan langsung oleh bapak Menpora Imam Nahrawi terharu nya saya bisa berjabat tangan langsung dan ngobrol ringan dipanggung. Dan Alhamdulillah nya lagi saat itu kami juga tampil pentas seni di Surabaya bersama 9 provinsi lainnya. Dan sisanya akan tampil di kapal saat perjalanan menuju Makassar dan di Palu.

‌Dari Surabaya menuju Makassar kami menggunakan kapal Pelni doro Londa selama di kapal kegiatan yang kita lakukan adalah senam pagi, menonton tman tman yang pentas, mengenal bagian dalam dan luar kapal. Walaupun ditahun ini waktu kami singkat diatas kapal tapi kami sangat berterimakasih kepada pelni karena telah memberikan kami pelayanan terbaik nya mulai dari makan tempat pentas, tempat tidur yang nyaman pokoknya aku  padamu deh. Sesampainya di Makassar kita seluruh peserta dan panitia menginap di hotel arthama untuk melanjutkan pembekalan trauma healing dan barang donasi yang harus dipersiapkan untuk Palu, Sigi dan Donggala. Jangan terkejut, tahun ini memang kita lebih banyak di hotel, lebih banyak didaratnya daripada di laut dan dikapal. Kami hanya bisa berenang didalam kolam berenang, tak seperti tahun sebelumnya yang bisa berenang di air asin ssmbil menikmati terumbu karang, tapi santai itulah program 😊 beda tahun beda cerita beda tahun beda petualang, bukan sedih yang kami dapatkan karena perubahan visi misi KPN yang semulanya kebaharian menjadi kemanusiaan melainkan kebanggaan untuk kami peserta 2018 bisa melihat langsung kondisi Palu saat itu, 






"Bersatu untuk Indonesia berbakti untuk Ibu Pertiwi"
itulah slogan kami saat awal bertemu sampai detik ini. Di Makassar kita benar benar dilatih mulai dari dinamika kelompok, diskusi dan berbicara. Softskill yang belum tentu kita dapatkan di dunia pendidikan. Perjalanan dari Makassar ke Sulteng sekitar 36jam dengan menggunakan bus, di KPN menyebutnya dengan Tayo, memang kemaren si tayo lagi tren topik sampai ada yang sakit karena kutukan hei... Hei... Tayoo 😅. Selama perjalanan kita berenti sebentar di Sulbar disambut oleh KAKPN Sulbar. Kita makan siang secara terpimpin di Sulbar, sholat Jumat dan mampir sebentar ke pantai Manakarra hanya untuk jepret jepret lalu naik lagi ke Tayo masing masing dan melanjutkan perjalanan kembali. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 1000km ya bukan 1000kg. Hanya tayo ku yang mengerti kejadian ini 😂. Tak lama diperjalanan jeedeeerrr ban tayo ku bocor, kesempatan untuk teman teman yang mau beli jajan dan ke toilet, tayoku saat itu pintar memilih tempat untuk bocor tau aja disebelah ada warung buka 😂. Hehehe. Setelah diperbaiki kita lanjutkan lagi perjalanan dan tibalah di Sulteng sekitar pukul 3 subuh.

Dari Surabaya menuju Makassar kami menggunakan kapal Pelni doro Londa selama di kapal kegiatan yang kita lakukan adalah senam pagi, menonton tman tman yang pentas, mengenal bagian dalam dan luar kapal. Walaupun ditahun ini waktu kami singkat diatas kapal tapi kami sangat berterimakasih kepada pelni karena telah memberikan kami pelayanan terbaik nya mulai dari makan tempat pentas, tempat tidur yang nyaman pokoknya aku  padamu deh. Sesampainya di Makassar kita seluruh peserta dan panitia menginap di hotel arthama untuk melanjutkan pembekalan trauma healing dan barang donasi yang harus dipersiapkan untuk Palu, Sigi dan Donggala. Jangan terkejut, tahun ini memang kita lebih banyak di hotel, lebih banyak didaratnya daripada di laut dan dikapal. Kami hanya bisa berenang didalam kolam berenang, tak seperti tahun sebelumnya yang bisa berenang di air asin ssmbil menikmati terumbu karang, tapi santai itulah program 😊 beda tahun beda cerita beda tahun beda petualang, bukan sedih yang kami dapatkan karena perubahan visi misi KPN yang semulanya kebaharian menjadi kemanusiaan melainkan kebanggaan untuk kami peserta 2018 bisa melihat langsung kondisi Palu saat itu, bersatu untuk Indonesia berbakti untuk Ibu Pertiwi itulah slogan kami saat awal bertemu sampai detik ini. Di Makassar kita benar benar dilatih mulai dari dinamika kelompok, diskusi dan berbicara. Softskill yang belum tentu kita dapatkan di dunia pendidikan. Perjalanan dari Makassar ke Sulteng sekitar 36jam dengan menggunakan bus, di KPN menyebutnya dengan Tayo, memang kemaren si tayo lagi tren topik sampai ada yang sakit karena kutukan hei... Hei... Tayoo 😅. Selama perjalanan kita berenti sebentar di Sulbar disambut oleh KAKPN Sulbar. Kita makan siang secara terpimpin di Sulbar, sholat Jumat dan mampir sebentar ke pantai Manakarra hanya untuk jepret jepret lalu naik lagi ke Tayo masing masing dan melanjutkan perjalanan kembali. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 1000km ya bukan 1000kg. Hanya tayo ku yang mengerti kejadian ini 😂. Tak lama diperjalanan jeedeeerrr ban tayo ku bocor, kesempatan untuk teman teman yang mau beli jajan dan ke toilet, tayoku saat itu pintar memilih tempat untuk bocor 😅tau aja disebelah ada warung buka 😂. Hehehe. Setelah diperbaiki kita lanjutkan lagi perjalanan dan tibalah di Sulteng sekitar pukul 3 subuh.



Terlihat jelas sekali saat tiba disana, bencana pun bisa memilih mana yang ingin dihancurkan mana yang tidak,  mana yang ingin ditumbangkan dan mana yang tidak, membingungkan tapi itulah kenyataannya. Zamrud hotel dan resort adalah tempat pertama yang kita singgahi, menjadi tempat peristirahatan dan menyiapkan segala sesuatu hal untuk masyarakat disana. Saat disana kita melewati tempat kejadian tsunami yang tak jauh dari tempat kita menginap, banyak bangunan hancur, masjid  mengapung, pergeseran tanah dan air laut pun sampai ke jalan besar. Banyak tenda pengungsian yang masih berdiri tegak disana banyak masyarakat yang kehilangan rumah mereka akibat tsunami, gempa dan likuifaksi. Sehingga dibuatlah rumah sementara untuk mereka. Saat mengunjungi lokasi peserta tidak diizinkan memegang hp karena sebagian masyarakat disana masih terpukul atas kejadian yang telah mereka alami, sampai ketika ada tulisan

"Kami sedang berduka, ini bukan tempat rekreasi untuk foto-foto" 

jadi saat ke lokasi likuifaksi kami dibantu panitia untuk beberapa foto dokumentasi. Pagi sampe sore selama di Palu Sigi dan Donggala kita melakukan kegiatan sosial bersih bersih pekarangan sekitar masjid dan tempat pengungsian, dan setiap klompok dibagi ke beberapa titik berbeda, ada yang membuat rumah baca, kesekolah SD, SMP, SMA dan rumah kebaktian. Kelompokku bersama kelompok 4 dan 5 satu project di rumah kebaktian dengan tema project yaitu KYMO (Kids Happy Movement). Disana kita mengajak anak anak bermain sambil belajar agar mereka dapat memulih secara perlahan atas kejadian yang mereka alami. Setiap masyarakat yang kita temui disana sangat ramah sekali mungkin karena sudah terbiasa dengan kedatangan relawan dari nasional dan internasional.



0
Share


Depoy, ya itulah nama yang selalu disebut ketika orang – orang memanggilku. Seorang anak tunggal yang diberi nama lengkap Devira Asri Berliani ini lahir di Batam 21 November 1997. Kala itu, aku masih berstatus mahasiswa tingkat akhir , dan sedang "SKRIPSI" heheee. Tetapi itu tidak mengahalangi saya untuk mengikuti proses seleksi Kirab Pemuda 2018 hingga aku terpilih menjadi salah satu delegasi untuk Kirab Pemuda 2018. Kenapa kok salah satu? Iya soalnya kali ini aku ga sendiri. Ada Aziz Efendi Lubis yang akan menemani perjalananku selama 73 hari.





Awal perjalanan dimulai dari tanggal 29 Agustus 2018, meninggalkan Provinsi Kepulauan Riau untuk beberapa bulan kedepan. Saat itu, pertama kalinya lah bertemu dengan pemuda – pemudi seluruh Indonesia yang sangat luar biasa. Setelah sampai di PPON Cibubur, selama 73 hari kedepan aku akan berpisah zona dengan Aziz. Aku Zona 1 (Barat) , Aziz Zona 2 (Timur).




  





 Sebelum di pisahkan, kami melalui masa masa pembekalan hingga tanggal 2 September 2018. Saat pembekalan, suatu kebanggaan buatku, bisa mendapatkan bola basket yang langsung ditanda tangani oleh pak Imam Nahrawi, karena berhasil maju kedepan ( hehe waktu itu disuruh nyanyi Meraih Bintang). Terima kasih kepada bapak Imam 

Selanjutnya, siang hari di tanggal 2 itu adalah pengukuhan para peserta, sebelum keberangkatan. Terharu , sangat terharu. Tidak menyangka bisa disini, di tengah – tengah orang orang yang sangat luar biasa. Perjalanan panjangku kali ini akan di temani dengan 44 orang hebat ditambah 5 pendamping luar biasa. Dan dengan sangat bangga kuperkenalkan dengan kalian semua, ZONEMANTUL..... 

3 September 2018 , Perjalananku di mulai dari Sabang (Aceh) hingga nanti titik akhirnya adalah Jakarta. Selama perjalanan Kirab Pemuda 2018 ini banyak sekali perjalanan yang bisa didapat. Oh iya, yang spesial dan berbeda dari Kirab Pemuda 2018 adalah, seluruh peserta dan pendamping tinggalnya di perumahan warga setempat looh, setiap provinsi memunyai orang tua asuh masing – masing. Wah berarti saat ini aku mempunyai 17 orang tua asuh dari setiap daerah di Indonesia :3. Dengan tinggalnya kami di perumahan warga, hubungan kami dengan masyarakat bisa lebih dekat , dan juga dianggap seperti keluarga sendiri. Tidak hanya orang tua asuh, kami juga bertemu dengan pemuda – pemudi hebat dari setiap daerah yang kami kunjungi dan hingga saat ini kami masih berkomunikasi baik dengan orang tua asuh maupun dengan pemuda – pemudi di setiap daerah itu sendiri.

 



Yang paling menyentuh di hati saya adalah bagaimana caranya bertoleransi yang benar, memahami keberagamanan masing – masing dan mencintai dari setiap keberagaman itu sendiri. Karena dengan adanya keberagaman ini, Indonesia makin indah, akan terlihat semakin kaya, akan budayanya. Contohnya saja, ketika kami di haruskan mempunyai penampilan dari setiap zona, kami menggabungkan gerakan tarian dari seluruh bagian Indonesia, tidak hanya itu, pakaian yang kita gunakan juga mencerminkan “Indonesia Banget”, karena dari ujung kepala hingga ujung kaki semuanya hasil karya anak bangsa Indonesia dari seluruh penjuru.


Memang selama kirab ini tidak pernah jauh – jauh dari budaya, Kirab Pemuda juga mengajarkan arti penting untuk menjaga kelestarian budaya salah satunya dengan memperlajarinya, baik itu kesenian, maupun adat istiadat. 

 

 

Tidak hanya itu, Kirab Pemuda juga mengajari bagaimana pentingnya juga hidup bersosial, seperti tolong menolong – gotong royong, saling peduli dan lain -lain. Suatu waktu, aku sangat bersyukur ketika aku datang kesuatu tempat yang bernama Ransel Buku, tepatnya di Palangkaraya – Kalimantan Tengah. Dimana disitu banyak anak yang sudah putus sekolah karena permasalahan perekonomian keluarganya. Ada satu pemuda, sebut saja Ka Fery, beliau berhasil membantu anak – anak disana  dengan dibuatnya taman baca disana yang  akan digunakan anak – anak disana sebagai media pembelajaran.  “Yang diharapkan kedepannya mereka termotivasi untuk selalu belajar dan sekolah,  karena itu adalah dasar mereka nanti untuk menggapai cita – cita mereka.” – ujar ka Feri. Dari sini juga aku belajar bahwa  sukses itu bukan diukur seberapa seringnya kamu keluar kota, tapi seberapa besarnya kamu berpengaruh untuk daerahmu sendiri. 
Menggali potensi pariwisata setiap daerah menjadi hal penting. Karena, setiap titik memang diwajibkan dari setiap peserta untuk membuat kreativitasnya masing – masing. Sungguh kaya Indonesia! Lagi lagi aku bersyukur karena bisa melihat Indonesia lebih dekat. Menjaga lingkungannya, mengabadikannya dan mempromosikannya , merupakan langkah kecilku untuk memperkenalkan Indonesia secara nyata kepada publik.
12 November 2018 pun tiba, semua kembali menemui pasangannya masing – masing dan mempersiapkan acara penutupan di tanggal 15. Tidak ada lagi zona 1 zona 2, tapi kami, Kirab Pemuda 2018. Tangisan mulai pecah di tanggal 15, ketika pak Imam Nahrawi menekan bel yang menyatakan bahwa Kirab Pemuda 2018 telah usai. Itu tandanya , kami harus segera kembali menuju daerah masing – masing dan menjalankan program selanjutnya.
 Terakhir yang ingin kusampaikan, aku mengucapkan terima kasih kepada Dispora Kepulauan Riau, PCMI Kepri, dan teman – temanku yang telah memberikan kesempatan serta mendukungku selama ini. Aku hanya bisa bilang, sampai ketemu di KIRAB PEMUDA 2019!


Btw bagi kalian yang ingin melihat video tentang kegiatan di kirab pemuda 2018, kalian bisa langsung cek di www.instagram.com/depoydevira 

dan jangan lupa follow instagram kami ya, linknya ada dibawah ini :
www.instagram.com/kirabpemuda2018
www.instagram.com/zonemantul
www.instagram.com/pcmikepri


ENJOOOYY!!!!!
0
Share


Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Shalom
Om swastiastu
Namo Buddhaya
Salam Kebajikan

     Perkenalkan nama saya Aziz Efendi Lubis, peserta Kirab Pemuda 2018 perwakilan Provinsi Kepulauan Riau. Melalui program Kirab Pemuda 2018 Tuhan memberikan pengalaman berharga yang saya beri judul ’73 hari terbaik’ selama 21 tahun saya hidup. Kirab Pemuda 2018 sendiri merupakan program unggulan Kementrian Pemuda dan Olahraga di bidang kepemudaan dengan mengelilingi Indonesia selama 73 hari.


Tujuan dari program Kirab Pemuda ini adalah menyampaikan pesan kebhinekaan ke setiap pemuda yang berada di setiap titik singgah, merajut dan memperkuat tali persaudaraan antarpemuda, dan menyebarkan virus-virus positif terkait peran pemuda dalam membangun NKRI. Seperti tahun lalu, Kirab Pemuda 2018 dibagi 2 zona, yaitu zona 1 yang melintasi Indonesia bagian barat (Sabang-Jakarta) dan zona 2 yang bergerak dari Indonesia Timur (Merauke-Jakarta).  Peserta inti Kirab Pemuda 2018 terdiri dari 1 pasang (Putera dan Puteri) perwakilan 34 Provinsi dan 10 OK (Organisasi Kepemudaan).  10 Organisasi Kepemudaan ini ialah GEMA BUDHI, FATAYAT NU, BKPRMI, HMI, PMII, GPI, GMNI, GMKI, PMKRI, dan Forum Geosentris Muda Indonesia. Dan peserta inti kirab pemuda didampingi oleh pendamping alumni kirab pemuda 2017 sebanyak 4 orang, pendamping kemenpora, pendamping dari Kopassus, dan dokter. Sehingga total peserta kirab pemuda 2018 ada 100 orang yang dibagi menjadi 50 orang per zona. Dalam kesempatan berharga ini, saya diamanahkan untuk melaksanakan tugas dari Indonesia bagian Timur yaitu zona 2. Ada yang berbeda dari pelaksaan kirab pemuda 2017, yaitu tahun ini peserta kirab pemuda 2018 diberikan kesempatan untuk  memiliki orangtua angkat di setiap titik singgah dan bertempat tinggal dirumah orangtua angkat tersebut. Hal ini tentu saja pengalaman yang luar biasa untuk saya, mendapatkan 17 orangtua angkat di 17 provinsi di Indonesia. 




Menjadi bagian dari kirab pemuda 2018 benar-benar pengalaman tak terlupakan. Tidak hanya belajar makna toleransi dalam perjalanan ini, namun juga mendapatkan keluarga senusantara yang luar biasa. Dapat mengenal kebudayaan dan kearifan lokal setiap provinsi yang dilintasi, dapat merasakan begitu banyak hal pertama dalam hidup saya misalnya pertama kali doa dipimpin dalam ajaran selain islam (katolik, kristen, hindu, dan budha), pertama kali mencicipi daging rusa di Merauke, pertama kali menenun di desa sade (NTB), dan pertama-pertama yang lain. Rasa syukur terus menerus hadir dalam hati saya, ketika dari awal perjalanan dimulai di Merauke hingga kami berkumpul di Jakarta. Merauke mengajarkan saya arti kesederhanaan namun melalui kesederhanaan itulah saya dapat menjadi bangga sebagai orang Indonesia. Berkesempatan melihat perbatasan RI-PNG di distrik sota (Merauke)  saya menggunakan kesempatan ini untuk bercengkrama dengan warga papua nugini yang Alhamdulillah kami diperbolehkan masuk wilayah Papua Nugini walaupun hanya sedikit. Lalu ketika kami melihat perbatasan RI-PNG di  Skow (Jayapura), saya memandang puas gerbang tinggi dan kokoh sebagai tanda batas antara negara Papua Nugini dan Indonesia. Seolah-olah gerbang tersebut mengatakan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat dan bermartabat.





Melanjutkan perjalanan kebarat Papua, rasa syukur kembali menghangatkan hati saya, ketika saya dititipkan di keluarga angkat yang tidak memiliki kesamaan dengan saya kecuali kami adalah sama-sama orang Indonesia. Bermodalkan rasa sebangsa dan setanah air, saya mendapatkan kehangatan keluarga layaknya keluarga kandung. Padahal, keluarga ini adalah orang papua dan saya adalah orang melayu, keluarga ini beragama katolik, dan saya adalah seorang muslim, namun perbedaan itu tak pernah berarti ketika Indonesia terpatri di hati. Hingga dititik singgah ke-17, Bali, ketika akhirnya dipenghujung perjalanan kami, masing-masing dari peserta kirab zona 2 menyadari  bahwa 73 hari perjalanan kami bukan hanya sekadar rekan namun kami adalah keluarga. Ketika perjalanan hampir usai, rasa sedih menyergap kami, sebagai layaknya saudara kandung ingin berpisah. Syukur terpanjatkan untuk keluarga baru yang Tuhan titipkan dalam bentuk program Kirab Pemuda 2018. Keluarga nusantara yang memiliki latar belakang berbeda baik suku, agama, kebudayaan, dan hal-hal lain. Namun dalam satu kata Indonesia, maka program kirab pemuda telah berhasil menyatukan kami pemuda-pemudi nusantara selama 73 hari.







"Ketika Tuhan menciptakan Indonesia, Tuhan pasti sedang tersenyum’ begitulah kira-kira ungkapan untuk keindahan alam yang dimiliki Indonesia. Dari tanah papua, maluku, sulawesi, tanah jawa, nusa tenggara dan bali."

Semuanya memiliki potensi alam luar biasa.  Potensi alam Indonesia yang sudah tak diragukan ini, alangkah baiknya jika terus dijaga oleh kita sebagai orang Indonesia. Terutama mengenai masalah sampah. Sangat disayangkan, jika tempat wisata yang erat dengan keindahannya, harus dirusak dengan pemandangan tidak enak dikarenakan sampah yang bertebaran. Oleh karenanya, saya dan rekan-rekan kirab tetap melakukan aksi bersih dengan memungut sampah disetiap lokasi wisata yang kami kunjungi. Hal ini tidak lain, untuk memberikan motivasi kepada masyarakat terkhusus para pemuda untuk memiliki kesadaran lingkungan meskipun dalam keadaan sedang berlibur. Suasana yang bersih dan pemandangan yang indah tentu akan menjadi daya tarik lebih para turis asing ketika mengunjungi Indonesia.



          Untuk pemuda-pemudi di seluruh Indonesia terkhusus di provinsi Kepulauan Riau, marilah pahami potensi daerah, ikut ambil serta dalam pembangunan di negeri ini. Percaya dan yakinlah, kedepannya yang memegang tongkat estafet kepemimpinan adalah kita. Dalam menuju bonus demografi 2030, mari kita eratkan tangan dan rapatkan barisan untuk mempersiapkan bonus demografi sebagai kesempatan berharga agar Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.


Pemuda? Maju!
Indonesia? Jaya!
NKRI! Harga Mati!
Bergerak lah Pemuda!

0
Share
Newer Posts Older Posts Home

Berita Terbaru

PENDAFTARAN SELEKSI 2019 [TELAH DITUTUP!]

1. Silahkan unduh formulir pendaftaran 2019. [UNDUH FORMULIR DISINI]
2. Mohon mengisi formulir dengan lengkap dan jelas.
3. Bacalah persyaratan dan dokumen pelengkap dengan teliti.
4. Kirim kembali dokumen anda dengan teknis yang kami tentukan ke :
seleksipcmikepri2019@gmail.com
Batas pendaftaran : [Hingga Seleksi Dilaksanakan]

Good luck and see you very soon!

TEKNIS PENGIRIMAN BERKAS

1. Download Form Registration di web
2. Isi Form tersebut, sertakan juga KTP pendaftar. Kemudian berkas di scan
3. Berkas dikirim ke : seleksipcmikepri2019@gmail.com
4. Subject Email : Nama Lengkap Pendaftar - Program yang dipilih - Kota
(Contoh) Subject : Devira Asri Beriliani - KPN - BATAM

OUR STORIES

  • ►  2020 (15)
    • ►  November 2020 (1)
    • ►  April 2020 (6)
    • ►  February 2020 (3)
    • ►  January 2020 (5)
  • ►  2019 (18)
    • ►  December 2019 (1)
    • ►  April 2019 (1)
    • ►  March 2019 (8)
    • ►  February 2019 (6)
    • ►  January 2019 (2)
  • ▼  2018 (36)
    • ▼  December 2018 (6)
      • Ellris Marsel - Sembilan Hari Di Negara “Velocious”
      • Feggy Alfa Syahfitri - Dari SAMOTA Menjadi PASIGALA
      • Devira Asri Berliani - ZONEMANTUL In Love💙
      • Aziz Efendi Lubis - 73 Hari Terbaik
      • Ravi Janerine Yudyahartin - KETIKA MIMPIKU DIBAYAR...
      • KANDIDAT TERPILIH PROGRAM KAPAL PEMUDA NUSANTARA K...
    • ►  August 2018 (1)
    • ►  May 2018 (1)
    • ►  April 2018 (8)
    • ►  March 2018 (15)
    • ►  February 2018 (5)
  • ►  2017 (18)
    • ►  June 2017 (1)
    • ►  April 2017 (5)
    • ►  February 2017 (12)
  • ►  2016 (14)
    • ►  April 2016 (3)
    • ►  March 2016 (2)
    • ►  February 2016 (9)
  • ►  2015 (11)
    • ►  May 2015 (2)
    • ►  April 2015 (1)
    • ►  March 2015 (2)
    • ►  February 2015 (4)
    • ►  January 2015 (2)
  • ►  2014 (20)
    • ►  April 2014 (5)
    • ►  March 2014 (3)
    • ►  February 2014 (3)
    • ►  January 2014 (9)
  • ►  2013 (5)
    • ►  April 2013 (2)
    • ►  March 2013 (2)
    • ►  January 2013 (1)
  • ►  2012 (18)
    • ►  April 2012 (1)
    • ►  March 2012 (17)
  • ►  2011 (3)
    • ►  April 2011 (1)
    • ►  March 2011 (2)

Peminatan Program

TOPICS

About PCMI KEPRI (71) AIYEP (7) ASVI (5) Briefing (5) Cerita Alumni (50) CHIYEP (8) Hasil (2) Hasil Pengumuman 2014 (1) Hasil Pengumuman 2018 (4) ICYEP (6) IKYEP (13) IMYEP (12) Info-Info (85) Jenis Program (68) Karantina (1) Kirab (23) KPN (54) Live (11) PCMI News (70) persyaratan (17) POST PROGRAM ACTIVITY (11) PPA (2) PPAN (34) Roadshow (39) Sabang (8) Sail (20) Seleksi (35) SIYLEP (15) SSEAYP (19)
Powered by Blogger.

Blog Visitors

FOLLOW US!

@pcmikepri

About

TWEET US!

Tweets by @pcmikepri

Program oleh:

Program oleh:
Kementerian Pemuda dan Olahraga

Bekerjasama dengan:

Bekerjasama dengan:
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau

Didukung oleh:

Didukung oleh:
PCMI Kepulauan Riau
Copyright © 2015 PCMI KEPRI

Created By ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates