Hari pertama, para peserta
beserta para volunteers yang datang dari berbagai wilayah di Kepri bertolak ke
Pulau Numbing dari Kijang. Lalu kami disambut dengan Kepala Desa dan beberapa
masyarakat di sana. Awal pertama bertemu
kami sudah merasa sangat dihargai dengan disediakan tempat untuk bermalam yang
sangat nyaman dan penyambutan yang sangat hangat. Kami baru mengetahui ternyata
listrik dan air di Pulau Numbing tidak selalu tersedia. Listrik hanya tersedia
dari pukul empat hingga enam pagi dan enam hingga sebelas malam. Sama halnya dengan
air yang hanya tersedia ketika listrik hidup karena memerlukan pompa air.
Ketika sampai di Pulau Numbing,
kami langsung melanjutkan pekerjaan yang belum selesai dikerjakan seperti
membuat tanda nomor rumah untuk masyarakat desa, denah desa, pembuatan tong
sampah dan juga rencana yang harus dikerjakan pada esok hari. Sore harinya,
kami berkumpul bersama masyarakat desa di Balai Desa untuk sharing ilmu
mengenai Bahaya Sampah dan Kiat Daur Ulang yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan penghasilan dari itu. Ternyata kebiasaan masyarakat desa tersebut,
mereka cenderung membuang sampah langsung ke dalam laut atau cara mudah lainnya
adalah dengan membakarnya. Dua hal ini tentu dapat berdampak buruk bagi
lingkungan sekitar karena menambah populasi sampah dan juga udara. Oleh karena
itu, kami memberikan beberapa tong sampah gratis yang diletakkan di berbagai
tempat di desa Numbing tersebut. Kami mendapati bahwa tong sampah adalah hal
yang langka di desa tersebut. Gerakan membuang sampah pada tempatnya merupakan salah
satu yang kami ingin tanamkan pada masyarakat di Pulau Numbing.
Pada hari kedua, kami melanjutkan
aktivitas Backpack Library dengan SDN 006 Bintan di Pulau Numbing tersebut.
Acara hari ini merupakan acara inti dari gerakan literasi yang kami rencanakan.
Setelah melakukan senam bersama di depan sekolah bersama seluruh siswa, kami
menghabiskan waktu bersama dengan para siswa kelas empat hingga kelas enam.
Sesi pertama yang dilakukan adalah pengajaran bahasa Inggris yang bertemakan
keluarga, kami mengajarkan kata-kata simpel dalam bahasa Inggris. Lalu sesi
kedua, para volunteers untuk masing-masing grup melakukan membaca buku bersama
dengan tas backpack yang berisi macam-macam buku dan ini dilakukan di luar
sehingga lebih dekat dengan alam. Dalam waktu membaca tersebut, kakak-kakak
volunteers membaca bersama dengan adik-adik dan juga berbagi cerita mengenai
buku yang telah mereka baca sehingga dari situlah berbagi ilmu dilakukan.
Setelah itu, semua kembali masuk ke dalam kelas dan melakukan berbagai games
yang mengundang tawa dan senda gurau semua yang ada disitu. Sungguh, senyuman
inilah yang kami ingin hadirkan bersamaan dengan hadirnya Backpack Library di
Desa mereka.
Setelah menghabiskan waktu di
sekolah, kami bergegas ke Balai Desa untuk menyambut Bapak Kepala Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau, para senior PCMI dan rombongan lainnya.
Dalam sesi sharing itu, bersamaan kami membuka perpustakaan berjalan atau lebih
akrab dikenal dengan sebutan “Mobile Library” yang dibuka di depan Balai Desa,
berbagai macam buku tersedia untuk semua anak-anak di Pulau Numbing tersebut.
Antusiasme masyarakat sekitar khususnya para anak-anak tersebut sangat luar
biasa dan ramai yang datang untuk membaca buku. Sungguh kami sangat bersyukur
dengan semangat yang ada pada adik-adik di Pulau Numbing. Inilah yang tentunya
mendorong kami untuk terus berbagi kebaikan dan melanjutkan gerakan ini.
Setelah kegiatan di Balai Desa,
kami tidak lupa untuk menjelajahi daerah di sekitar Pulau Numbing. Dengan
menaiki pompom, kami pergi ke laut dan mencari ranga untuk makan malam.
Ternyata tidak hanya menemukan ranga, tetapi juga cumi dan kerang. Pencarian
dan penjelajahan ini sangat menyenangkan dan membuka mata kami bahwa Kepulauan
Riau sangat kaya akan alamnya dan indah lautannya. Makan malam diisi dengan
hasil tangkapan kami semua dan malam terakhir dirayakan dengan kegiatan
barbeque dengan masyarakat Desa.
Sungguh, Backpack Library di Pulau
Numbing ini membuat kami menyadari untuk terus bersyukur atas karunia yang
telah kami miliki. Terus membuka mata kami untuk melakukan sesuatu khususnya
untuk daerah-daerah pedalaman di Kepri, yang tentunya kaya akan kepulauannya.
Literasi sangat penting bagi kemajuan dan masa depan suatu bangsa. Literasi
merupakan langkah awal untuk menambah wawasan dan pengetahuan dan mulai dari
situ pendidikan di suatu daerah akan meningkat khususnya bagi generasi muda.
Generasi muda yang cerdas tentunya akan menjadikan negara ini menjadi lebih
baik pula. Itulah visi terbesar kami untuk Indonesia dan kami mulai dari
kampung asal kami ini. Semuanya dimulai dari hal yang kecil dan tentunya harus
ada pemuda-pemudi harapan bangsa yang memulainya. Sampai jumpa di Backpack
Library edisi berikutnya :)
No comments:
Post a Comment