Tahun 2015 adalah salah satu tahun
keberuntungan bagi saya, siapa sangka saya yang hanya manusia biasa yang
menjalani kehidupan sebagai mahasiswa yang hanya memiliki kegiatan antara
kampus dan segala cerita rutinitas yang biasa, kini dapat mengikuti program
kepemudaan mengelilingi dan singgah di beberapa pulau bagian Indonesia.
Membayangkan hal ini saja sebelumnya tidak pernah terpikir oleh saya, namun
siapa sangka, hal ini terwujud !! Menjadi kebanggan tersendiri bagi saya
menjadi salah satu peserta dalam program Kapal Pemuda Nusantara dimana tahun
ini dengan tujuan sail di Sulawesi. Tepatnya di teluk Tomini dimana lokasi ini
memiliki keindahan alam yang indah, Sungguh kuasa Allah Yang Maha Kaya.
Perjalanan ini dimulai dari rute Kegiatan LNRPB/KPN dalam Sail Tomini
Tahun 2015 ini menggunakan Kri Teluk Bintuni (520) milik TNI Angkatan Laut.
Rute perjalanannya adalah: Jakarta - Kota Baru (Kalimantan Selatan) - Pulau
Siau (Sulawesi Utara) - Pulau Tahuna (Sulawesi Utara) - Pulau Melonguane
(Sulawesi Utara) – Ternate (Maluku Utara) - Parigi Moutong (Sulawesi Tengah)
-Pulau Muna (Sulawesi Tenggara) – dan kembali ke Jakarta. Kegiatan LNRPB/KPN dalam Sail Tomini
Tahun 2015 ini berjumlah 272 orang terdiri dari:
a.
Pelajar, Mahasiswa, Organisasi Kepemudaan, Pondok Pesantren, dan Karang Taruna
tingkat Pusat/Provinsi/Kab/Kota
b.
Pemuda perwakilan dari Kementerian/Lembaga tingkat Pusat
c.
Pemuda dari Negara ASEAN (Myanmar, Malaysia, Vietnam, dan Timor Leste)
Persinggahan pertama kami adalah di Kota
Baru, Kalimantan Selatan. Disini kami tiba di Dermaga Pelindo Stagen pada pukul
10.00 WITA. Dari dermaga dilanjutkan
kunjungan ke Gedung Baris Barantai. Audiensi dengan Bupati, Muspida dan Tokoh
Masyarakat. Disini kita disambut di gedung auditorium dan melakukan sesi Tanya
jawab dengan pejabat setempat, tentang potensi daerah dan kekayaan alamnya.
Kemudian kegiatan
dilanjutkan dengan penanaman pohon
bakau, di daerah pesisir Kota Baru. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan
oleh peserta LNRPB/ KPN namun diikuti pula oleh anggota Pramuka siswa siswi
setempat.
Kemudian kegiatan dilanjutkan ke
Pantai Gedambaan, disini kami melakukan pembersihan pantai serta diadakan pula
festival makanan daerah yang dimana disini kami dapat menikmati berbagai makanan
yang disediakan secara gratis!!
Setelah dari Kota Baru, KRI 520 pun melaju menuju rute selanjutnya. Dalam
perjalanan selama kurang lebih empat hari, akhirnya KRI Teluk Bintuni 520 telah
sampai di Pulau Siau – Sulawesi Utara pada tanggal 4 September 2015
Setelah tiba di
Pelabuhan Sawang, para peserta dan panitia LNRPB/KPN berjalan kaki menuju gedung
audiensi yang telah disediakan. Audiensi diisi oleh Tokoh Masyarakat disini,
kita juga disambut dengan tarian khas daerah dan melakukan sesi Tanya jawab
dengan pejabat setempat, tentang potensi Pulau Siau dan kekayaan alamnya.
Kunjungan
ke Sitaro Expo
Expo
ini diadakan untuk memperingati masa 2 tahun jabatan bupati daerah. Disini
terdiri dari beberapa stand yang dibangun untuk lebih memeperkenalkan kemampuan
daerah, dan tersedia pula jajanan khas manisan Pala dari Pulau Siau.
Selanjutnya
rute menuju Pulau Tahuna. Pulau Tahuna dengan Pulau Siau jaraknya tidaklah jauh, hanya 6 jam
perjalanan menggunakan KRI Teluk Bintuni 520, pada pagi hari pukul 04.00 WIT
kapal telah tiba di dermaga Tahuna. Disini kapal bersandar selama 2 hari, dari
tanggal 5-6 September 2015.
Pada
keesokan harinya tanggal 6 September 2015, para peserta dan panitia serta
DanSatgas menuju ke salah satu pantai di Pulau Tahuna. Disini pantainya khas
dengan bebatuan serta pasir hitam yang berkilatan. Sangat beda sekali dengan
pantai trikora, Tanjungpinang yang khas dengan pasir putihnya.
Pada tanggal 7
September 2015, kapal KRI Teluk Bintuni 520 tiba di Melonguane, Sulawesi Utara.
Para peserta menuju
lokasi Talaud, disini para peserta melakukan penanaman pohon bakau. Namun, para
kontingen Provinsi Kepri tidak dapat ikut serta dikarenakan persiapan untuk
tampil pentas budaya pada malam hari dikapal.
Persinggahan selanjutnya
adalah Ternate. Ternate adalah persinggahan yang ke 5. Disini kapal bersandar
selama 3 hari, dari tanggal 9-11 September 2015.
Agenda selama di
Ternate:
Kunjungan
ke Museum Kesultanan ternate
Ø Kunjungan
ke Benteng Orange
Ø Kunjungan
ke Pusat oleh-oleh Ternate
Ø Wisata
buah Durian khas Ternate
Ø Wisata
Batu Akik
Ø Wisata
Pantai
Tibalah
sesi yang dinantikan, “Home Stay”. Tepatnya
di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Disini saya home stay dirumah Pak Boalo,
beliau adalah ketua adat setempat. Meskipun menyandang sebagai ketua adat,
namun kehidupan keluarga sangatlah sederhana. Beliau memiliki 3 orang anak,
dimana 2 orang anaknya telah menikah dan memiliki rumah sendiri. Dirumah Pak
Boala terdiri dari beliau, istri dan anaknya yang bernama Ana yang masih duduk
dibangku SMA kelas 11. Disini saya banyak belajar hal, mulai dari kesederhanaan
hingga sulitnya mendapatkan air dikarenakan sudah 6 bulan bumi Parigi tidak
diguyur hujan.
Menjelang
acara puncak Sail Tomini, para siswa daerah diliburkan dari aktivitas belajar
disekolah, dan para anggota Pramuka mengadakan kemah di lapangan sekitar
pemukiman masyarakat dan disini saya beserta anggota kelompok saya
berkesempatan memberikan motivasi serta games bersama anggota Pramuka.
Pada
malam hari diadakan pentas budaya, disini diisi oleh penampilan dari Provinsi
DKI Jakarta, Aceh, Kalimantan Tengah, Jawa Tengah. Disini terlihat sekali
bagaimana antusiasnya para warga setempat untuk melihat bagaimana tarian khas
daerah yang dibawakan oleh para peserta KPN. Bahkan orangtua angkat saya
mengaku senang karena baru kali ini beliau menyaksikan langsung tarian daerah
dari budaya luar Sulawesi.
Selanjutnya
persinggahan di Pulau Muna, Sulawei
Tenggara, disini adalah persinggahan terakhir. Kunjungan kami langsung diantar ke
Danau Napabela. Disini kami disambut oleh masyarakat sekitar dan adanya
penampilan tari daerah setempat. Di danau ini pemandangannya sungguh indah,
namun sayang sekali karena fasilitas pendukung belum memadai. Dan keadaan apa
adanya dikarenakan kurangnya kunjungan pendatang dilokasi ini.
Tepat tanggal 25
September 2015 KRI 520 tiba di Jakarta International Container Terminal 2,
Tanjung Priok, dan berakhirnya perjalanan kami selama kurang lebih sebuan ini.
Ada perasaan sedih bercampur bahagia, karena ini adalah pertanda berakhirnya
kebersamaan kami dengan seluruh pemuda pemudi dari seluruh Indonesia. Sebulan
sudah perjalanan dilalui, banyak kenangan dan cerita yang telah kami lalui
bersama. Sore itu sebagai saksi bisu perpisahan kami, dengan berurai air mata
kami mengucapkan kata perpisahan, dan berharap semoga dilain waktu pertemuan
ini akan terjalin kembali.