Serumpun Walau Tak Same
Sebuah Kisah Perjalanan Pemude Pilihan Ke Negeri Jiran
Bulan Agustus
2014 yang
lalu merupakan bulan yang
sangat luar biasa bagi saya, dikarenakan siapa sangka seorang pemuda yang urakan seperti
saya bisa terpilih dan saya diberikan
kepercayaan serta amanah yang begitu besar untuk
menjadi
delegasi dari Provinsi Kepulauan Riau
dalam program
Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP) atau nama lainnya Pertukaran
Pemuda Indonesia-Malaysia (PPIM) yang prakarsai oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga RI. Program ini diikuti oleh 34 delegasi
dari 30 provinsi di Indonesia dan 32 delegasi dari Malaysia. Kegiatan ini
dibagi menjadi dua fase yakni Fase Indonesia yang dilaksanakan di Jakarta dan Bali serta fase Malaysia yang
dilaksanakan di Kuala Lumpur, Selangor, Melaka dan Negeri sembilan. Ini menjadi suatu kebanggan sekaligus menjadi tanggung jawab saya
untuk membawa nama Provinsi Kepulauan Riau.
Tentunya untuk dapat mengikuti ajang Internasional
ini saya telah mengikuti Seleksi sebanyak 2 kali mulai dari tingkat Kota hingga ke Provinsi. Seleksi
ini biasanya diadakan pada bulan April setiap tahunnya. Seleksi Pertukaran
Pemuda Antar Negara ( PPAN ) & Kapal Pemuda Nusantara diadakan di dua kota
yaitu Batam dan Tanjungpinang, kemudian Grand Final di Ibu Kota Provinsi Kepri
tepatnya di Hotel Comfort 6 April 2014 lalu. Tahapan demi tahapan dilewati
mulai dari ujian tertulis, test psikologi, wawancara wawasan kebudayaan Kepri, bahasa inggris dan juga presentasi bakat dan
seni. Maka terpilihlah saya untuk menjadi
delegasi dari Provinsi Kepulauan Riau.
Program Pertukaran Pemuda Indonesia Malaysia (PPIM) atau juga sering
disebut Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP) merupakan salah satu implementasi dari memorandum of
understanding (MOU) antara Pemerintah Indonesia dan Kementrian Belia dan Sukan Malaysia
pada tahun 1979. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk saling belajar pengalaman
dari kedua negara khususnya dan negara international umumnya, selain itu
mempererat hubungan kedua negara khususnya antar pemuda di kedua negara,
program ini juga diharapkan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru di kedua
negara. Program ini dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus- 4 September 2014. Adapun
kegiatan yang berlasung dalam program ini yaitu, kunjungan ke beberapa
institusi di Indonesia dan di Malaysia, disana para delegasi berdiskusi dan
dapat bertukar informasi mengenai kedua negara, menghadiri upacara kemerdekaan
Indonesia 17 agustus 2014 dan menghadiri acara hari kemerdekaan Malaysia 31
agustus 2014, homestay, pertunjukan kebudayaan, serta pameran produk.
Untuk tahun 2014 tema dari program PPIM yaitu Media. Sehingga para delegasi
belajar banyak tentang media, berupa kunjungan langsung ke salah satu media di
Jakarta dan Kuala Lumpur. Mengacu pada tujuan program ini dengan diharapkan
para delegasi mampu menggunakan peran media untuk mempererat hubungan kedua
Indonesia dan Malaysia yang kadang tidak stabil.
Mungkin bagi sebagian orang di Provinsi Kepulauan Riau yang berbatasan
langsung dengan negara malaysia, pergi ke Malaysia itu sudah merupakan hal yang
biasa, namun jangan dilihat pergi ke Malaysianya, lihatlah bersama siapa kami
berangkat dan sebagai apa kami berangkat, lalu pengalaman apa yang kami
dapatkan dalam program ini. Mesti diingat selain kami pergi ke Malaysia,
sebelumnya kami pergi ke pulau dewata, Selain itu selama program kami
mendapatkan fasilitas yang bagi saya, entah kapan lagi saya bisa mendapatkan
fasilitas seperti itu, seperti menginap di hotel berbintang 5, menggunakan
penerbangan no. 1 di indonesia, duduk di
kursi VIP pada acara hari kemerdekaan Malaysia bersama tamu-tamu kehormatan
Negara Malaysia dan masih banyak lagi fasilitas-fasilitas mewah yang kami
dapatkan.
Dalam Program ini banyak pengalaman luar
biasa yang saya dapatkan salah satunya yaitu saya dapat bertemu dengan 34 pemuda/pemudi
terbaik Indonesia dari 30 Provinsi dan dapat berkenalan
dengan 32 delegasi dari malaysia serta dapat bertukar ilmu. Dikemudian hari
mereka bisa menjadi relasi untuk mengembangkan Kepulauan Riau. Lalu saya sebagai delegasi dari provinsi yang memiliki
budaya melayu sangat kental jika dibandingkan dengan provinsi lain yaitu
Kepulauan Riau merasa senang dan sangat beruntung karena budaya melayu yang
sangat kental ini lah saya dapat menambah kedekatan saya dengan delegasi
malaysia karena kami memiliki bahasa yang sama dengan Malaysia terkadang saya
harus menjadi translater bagi delegasi indonesia yang lain karena tidak terlalu
mengerti bahasa melayu, selain menggunakan bahasa inggris saya sering
menggunakan bahasa melayu untuk berkomunikasi dengan delegasi dari malaysia,
bahkan saya pernah dikira delegasi dari Malaysia ketika menggunakan pakaian adat
melayu karena pakaian adat Malaysia dan pakaian adat Kepulauan Riau sama yaitu
baju melayu dan baju kurung ini menjadi salah satu pengalaman lucu yang pernah
saya alami di program.
Untuk pentas seni budaya
Delegasi Kepri berhasil menjadi salah satu wakil indonesia yang menampilkan silat
duel bersama delegasi Malaysia, saya memiliki konsep duel silat antar kedua
negara untuk menunjukan seperti apa hubungan Indonesia dengan Malaysia saat
ini, namun diakhir duel tersebut kami bersalaman untuk menunjukan bagaimana
seharusnya hubungan Indonesia dengan Malaysia, yang seharusnya bisa
berdampingan dengan damai karena kita merupakan negara yang serumpun dan bersaudara.
Suka Duka selama program yaitu bisa berkumpul
bersama-sama pemuda dari sabang sampai marauke ditambah dengan delegasi dari
Malaysia, menikmati suasana pulau dewata dan Kuala
Lumpur yang indah bersama-sama, makan
bersama, bersenda gurau dan yang terpenting kita adalah saudara, Indonesia dan Malaysia
adalah saudara. Sedangkan dukanya kami kurang istirahat
karena padatnya kegiatan dalam program. Namun lelah itu bisa
tertutupi oleh kesenangan dan pengalaman yang didapatkan, lalu semua itu lah yang membuat saya rindu akan program setelah kembali dari program.
Demikianlah sekelumit kegiatan yang
dilakukan selama program Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program, sebenarnya masih banyak cerita dan pengalaman selama program,namun membutuhkan berlembar-lembar kertas untuk
menceritakan keseruan program ini.
Dan saya merasa bangga
mewakili Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki banyak kebudayaan, potensi
kepariwisataan khususnya dalam potensi wisata bahari yang dikenal sangat indah
mempesona dan memukau sampai Nasional bahkan Internasional. Walaupun saya adalah
seorang pemuda yang sering disebut anak nongkrong, dengan gaya urakan, akan
tetapi saya bisa berprestasi dengan menjadi delegasi Kepulauan Riau dan
delegasi Indonesia untuk program pertukaran pemuda Indonesia-Malaysia, maka
dari itu penampilan bukan lah segalanya namun yang terpenting ialah wawasan, jangan
takut untuk berprestasi, karena prestasi itu bukan hanya untuk pemuda-pemuda
kutu buku saja saya yakin masih banyak pemuda-pemuda diluar sana yang berpotensi
untuk mengembangkan provinsi ini, jadi sekali lagi pesan saya untuk
pemuda-pemuda diluar sana jangan takut untuk berprestasi dan terus lah belajar
dan berkarya, saya saja bisa, apalagi kalian. Saya berharap dengan tulisan ini mampu memotivasi pemuda
provinsi Kepulauan Riau agar lebih berprestasi lagi sehingga mampu
mengembangkan provinsi Kepulauan Riau khususnya dan Indonesia umumnya.
Saya tidak akan berhenti
untuk mengharumkan nama Provinsi Kepulauan Riau, saya akan terus menjadi pemuda
yang berprestasi dan menjadi pemuda yang terbaik. Salam IMYEP BERSATU !
No comments:
Post a Comment