Batas pendaftaran seleksi program PPAN / KPN tahun 2012 tinggal beberapa hari lagi,..
daftarkan dirimu sekarang juga,..
Jangan lupa jadwal seleksi :
30 Maret 2012 - Kanpora Batam pukul 14.30 wib
31 Maret 2012 - Aula Hotel Halim Tg. Pinang pukul 08.30 wib
daftar disini

Hi semuanya. Kenalkan nama saya Lenny. Saya ingin berbagi cerita mengenai Australia Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) atau Program Pertukaran Pemuda Indonesia Australia. Program ini hasil kerjasama Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia serta Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Program diadakan selama 4 bulan (2 bulan di Australia dan 2 bulan di Indonesia) yang terdiri dari 18 pemuda pemudi Indonesia dan 18 pemuda pemudi Australia. AIYEP memberikan kesempatan bagi para pemuda Indonesia dan Australia untuk mendalami budaya serta cara hidup masing-masing negara dengan adanya people to people contact. Diharapkan dengan program ini terbentuk mutual understanding yang lebih baik di antara kedua negara. Kegiatan yang dilakukan selama program adalah : Homestay (tinggal dengan keluarga angkat), Work Placement (magang kerja), Pertunjukan seni, Kunjungan ke pemerintahan setempat serta pemberdayaan masyarakat (hanya di Indonesia). (website resmi AIYEP: http://aiyep.tcn.com.au/ )
Sejak tahun 2005, saya berdomisili di Batam – Kepulauan Riau untuk menempuh kuliah di jurusan Sistem Informasi di Universitas Internasional Batam(UIB). Awal perkenalan saya dengan AIYEP terjadi ketika beberapa orang sahabat saya mengikuti tes ini di tahun 2008. Sewaktu itu saya masih bekerja sehingga tidak terpikir untuk mengikuti program semacam itu. Ternyata salah satu sahabat saya, Yuanna yang juga teman satu kos saya lolos program tersebut. Sejak saat itu perkenalanku dengan AIYEP makin intens. Saya selalu mendengar curhatan dan proses yang harus dilalui Yuanna sebelum keberangkatan hingga pada akhirnya kembali ke tanah air lagi. Saya sangat terinspirasi olehnya. Begitu banyak perubahan positif yang terjadi pada sahabat saya sehingga mendorong saya untuk ikut merasakan pengalaman hebat itu. Paling tidak saya mencoba, itu pikir saya. Ketakutan saya yang terbesar bukanlah gagal tetapi penyesalan. Dan saya tidak mau itu terjadi di kala batasan umur yang diterapkan oleh program AIYEP yakni 21-25 tahun.
Sekitar akhir bulan Maret tahun 2009, saya putuskan untuk ikut seleksi yang diadakan oleh PCMI(perkumpulan alumni program pertukaran pemuda) yang bekerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga provinsi. Harap diingat bahwa mekanisme seleksi sangat bergantung masing masing provinsi. Di Kepulauan Riau, sebelum diadakan seleksi, PCMI akan melakukan roadshow ke kampus kampus serta menyangkan iklan di media cetak tentang seleksi. Yang berminat dapat mengambil form pendaftaran untuk diisi dan dikembalikan kembali. Selanjutnya anda diharapkan hadir di waktu yang telah ditentukan untuk seleksi berikutnya.
Tantangan di hari pertama seleksi adalah tes tertulis yang terdiri dari bahasa inggris dan pengetahuan umum. Selanjutnya para peserta akan dikupas lebih lanjut di sesi interview bahasa inggris, seni budaya dan pariwisata, personality, youth and nationality serta general knowledge and International issues.
Nah siap siap keesokan harinya adalah selesi yang paling ditakuti yaitu unjuk bakat/performance. Kita tidak tahu giliran siapa yang bakal dipanggil. Bisa saja acak. Bisa juga Juri menantang siapa yang berani duluan. Uji mental seperti ini masuk dalam penilaian juga loh. Layaknya audisi idol idol, di dalam ruangan para juri telah menanti. Setidaknya ada 4 juri. Bagi peserta yang lain, diperbolehkan menonton teman yang sedang perform. Kita dapat menampilkan apa saja yang menjadi potensi kita. Tidak melulu harus menampilkan tari / nyanyian tradisional. Bisa jadi anda bisa memasak, mendesign poster ataupun marching band. Tunjukkan saja semua potensi anda. Just be you!
Selesai seleksi selesai, para juri akan langsung menghubungi pemenang secara langsung maupun diumumkan di website / FB resmi PCMI. Psst ternyata saya tidak terpilih di tahun 2009 namun saya mencoba kembali di tahun 2010 dan akhirnya resmi terpilih untuk mengikuti program AIYEP. Selesai terpilih, kita masih harus mengikuti training dari para
alumni hingga keberangkatan ke jakarta untuk mengikuti Pre Departure Training (PDT) bersama 17 teman teman lainnya dari berbagai provinsi di Indonesia di pertengahan Oktober 2010. Di sinilah kami “digembleng” untuk menjadi tim yang solid dan siap mengharumkan nama Indonesia.
Berikut tips dan trik bagi calon peserta :
1. Cari tahu seleksi di kota anda.
Rata rata seleksi yang diadakan PCMI di bulan Maret atau April. Bisa juga anda mencari informasi ini di Dispora anda. Harap diingat juga bahwa program AIYEP tidak selalu ada setiap tahun di provinsi anda. Tetapi tidak apa apa karena masih ada program pertukaran antar negara lainnya seperti SSEAYP, IMYEP dll. Lebih baik lagi jika anda punya kenalan alumni ataupun panitia sehingga info mengenai seleksi dapat diakses dengan mudah. Tentunya anda juga dapat meminta tips and trik agar lulus seleksi
2. Persiapan matang
Setelah mengetahui apa saja materi yang akan dites, persiapkan diri anda jauh jauh hari. Misalnya persyaratan bahasa inggris yang memadai (ditunjukkan dengan hasil TOEFL/TOEIC test) tentu tidak didapat dalam waktu satu hari satu malam bukan? Bagi anda yang tidak memiliki keterampilan seni (menari / menyanyi lagu tradisional) jangan terlanjur kecil hati karena penilaian tidak dari segi seni saja. Tetapi tentu saja lebih baik jika anda menguasainya sehingga
kesempatan terpilih akan semakin besar.
3. Siapkan mental
Jujur saja saya sendiri sewaktu tes pertama kali sangat tidak PD apalagi setelah melihat peserta lain yang jauh lebih hebat, bahasa inggrisnya fasih, bisa menyanyi dan menari serta sederet pretasi lainnya. Tetapi kalau terus terusan minder, kapan lagi anda maju? Cari tahu kekurangan anda dan antisipasi hal tersebut.
4. Banyak banyak berdoa.
Setelah semua yang terbaik dari dirimu telah diberikan, sisanya serahkan pada yang Maha Esa. Banyak banyaklah berdoa bahwa inilah jalan hidup yang telah ditentukan untuk anda.
Selamat Mencoba Semuanya!
Profil :
Lenny. Saat ini Berdomisili di Jambi. Sedang dalam tahap pengembangan proyek Nusantara Magazine (Majalah gratis untuk belajar bahasa indonesia bagi orang asing) yang dapat dilihat disini http://www.facebook.com/pages/Nusantara-Magazine/331544450197554
Dapat dihubungi di
FB : Lenny Lim (lenny_882000@yahoo.com)
Email : lenny.kepri@yahoo.co.id
Blog : http://len-diary.blogspot.com
Teman, orang-orang, tetangga, saudara : ikut program apa sih mas?
me : (aku, gw, saya) ikut SSEAYP (om,tante,mas,mbak,coy,bro, op! lebay)
ttots : ooo program apa tuh?
me : itu loh pertukaran pemuda antar negara, bla...bla...blaa.... (udah panjang dan lengkap)
ttots : ooo ke Jepang ya? enak bangett...
me : iyaaa.... (biar cepet, padahal gak Jepang doang)
Indonesian Contingent of SSEAYP 38th2011
Dan tentang program ini, awalnya sulit mengerti apalagi menjelaskan program ini tentang apa, yang saya tahu mereka jalan-jalan di negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan tinggal di rumah-rumah lokal ditiap negara, karena awal mulanya saya mengenal adalah keterlibatan saya di PCMI Kepulauan Riau sebuah organisasi kepemudaan yang anggotanya adalah mantan-mantan pemuda yang pernah mengikuti kegiatan pertukaran dan sejenisnya baik itu bertaraf nasional maupun internasional setelah saya pernah mengikuti program Kapal Pemuda Nusantara, Saya selalu berpikir, enak sekali jadi mereka dan saya selalu ingin menjadi seperti mereka para alumni.
Singkat kata, saya mengikuti program ini pada tahun 2011 sebagai angkatan 38th. Dan wow this program is more complicated than i ever imagine before.
SSEAYP, Ship for South East Asia Youth Program.
Pesertanya berjumlah lebih dari 350 orang, perwakilan dari masing-masing negara ASEAN dan Jepang, setiap negara mengirimkan 28 orang menjadi satu kontingen. Dan kalian akan tinggal bersama mereka di sebuah Kapal Pesiar Jepang selama 53 Hari. Uh, how cool it sounds? more than you can hear.
dan bekerja sama dengan pemerintah negara ASEAN, bertujuan membangun mutual understanding, toleransi, friendship atas nama cinta damai, dan mengenalkan kebudayaan dan keunikan negara masing-masing. Officialy program ini mungkin layaknya program pertukaran lainnya, discussion, culture night, solidarity group, institutional visit, homestay dan lainnya.
But specially, semua aktivitas program ini dilaksanakan di dalam sebuah kapal pesiar dengan fasilitas yang mewah, no i'm not telling you about the facility we got (but believe me its awesome! ups..sorry), oke i'm telling you a bit, kita melihat sunset, sunrise dan stargazing yang ga akan didapat di daratan manapun, (agak sombong yah? sorry..haha i just don't know how to say it politely) it's about cruisin! enough, now i'm gonna tell you what we did on the ship, and of course the program.
Our Ship, M.S. Fujimaru
SSEAYP adalah sebuah program yang bertujuan membangun mutual understanding, yes its very true.
Program ini memaksa 350 orang asing yang ditakdirkan bertemu dalam kapal untuk memahami satu sama lain, tentang semua kebaikan maupun kekurangan, secara individual atau atas nama negara. Maka tidak heran setiap masing-masing kontingen diberikan pelatihan ekstra sebelum mereka berangkat, karena mereka membawa misi dan nama baik negara masing-masing untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal. Yang selalu diingatkan senior-senior kami adalah kita sebagai individu harus bersikap yang sesuai dengan norma-norma dan etika yang berlaku karena semua orang akan menilai kita sebagai Indonesian, bukan Wahyu semata.
Program ini mengajarkan bagaimana kita harus hidup berdampingan dengan orang-orang yang berbeda kebangsaan, agama, kebiasaan, cara hidup dan bahasa. Bagaimana kita harus berbagi kamar dengan orang lain, mengetahui kebiasaan-kebiasaan mereka di pagi hari sampai malam hari. Mengetahui makanan kesukaan mereka, sampai rahasia pribadi mereka... (uh i'm getting mellow here, remain me to my Japan and Laos cabinmates)
Tapi dibalik dari itu semua, dari aktivitas-aktivitas yang ada, hal-hal baru yang didapat, 52 hari yang terasa amat sangat singkat untuk mengenal 350 orang, SSEAYP is a friendship, family, love, that will never end. Everything happened in here, laugh, cry, happy, sad, sick (seasick actually), fun, but one thing you never felt bored, ever.
Participating Youth for SSEAYP 38th 2011
Over all, SSEAYP tidak hanya diskusi yang menuntut kita sebagai pemuda untuk memberikan kontribusi nyata kepada lingkungan tetapi juga tentang friendship yang tidak akan kita dapatkan dimana pun, melewati batas-batas cara hidup sebelumnya, to know each other, open your mind, open your heart, giving your hand, giving your smile to everyone, giving your warm hug to everyone. Its also about stargazing, sunset, sunrise, morning call, morning exercise, flag hoisting, breakfast, lunch, everything we did in dining hall, dinner,culture night, party, grandbath, supper, noodle party, pool, until the farewell party...............( i still remember when Brunei Youth Leader, Nash (masih keturunan Jawa) gave the last speech in dining hall, suara yang menahan tangis- tapi tidak berhasil). Its about the times, 53 days terasa sangat amat singkat. And then become the memories, memories never end, SSEAYP one of the best journey in my life. ever.

Program AIYEP dimulai ketika saya dan 17 pemuda pemudi bertemu di Jakarta untuk melakukan Pre Departure Training (PDT) selama 1 minggu. Kami diberikan materi materi terkait program yang bakal dijalani. Tidak lupa kami berlatih untuk persiapan pertunjukan seni yang nanti akan dibawakan. PDT diakhiri dengan audiensi ke kantor Menpora untuk bertemu pak Andi Mallarangeng dan juga pertunjukan seni paling pertama di depan publik yakni di kantor kedutaan australia di jakarta.
Keesokan harinya kami telah tiba di Bribane Australia (Ps: setiap tahun daerah yang dikunjungi akan berubah ubah). Masih ada 1 minggu lagi untuk orientasi bersama Mr. Deane dari The Communication Network yang menjadi EO kami selama di Australia. Kami berada di Brisbane (fase kota) selama kurang lebih 3 minggu, 1 minggu di Noosa untuk
Mid-visit Break dan 3 minggu di Roma (fase desa). Kegiatan yang kami lakukan antara lain:
1. Host Family
Masing masing peserta tinggal bersama orang tua angkat. Ada kalanya satu orang tua angkat mendapatkan 2 peserta AIYEP. Ada juga yang hanya 1 seperti saya. Ini pertama kalinya saya punya orang tua angkat bule. Meraka pun tidak kalah excitednya dengan kita. Di Hari hari pertama, saya masih merasa canggung mengikuti segala ”aturan” dalam
keluarga. Misalnya saja kebiasaan mandi orang Australia yang hanya beberapa menit dan itupun harus meninggalkan toilet dalam keadaan kering dan rapi seperti semula. Tetapi itu mereka lakukan atas dasar rasa peduli terhadap penghematan air. Lama kelamaan saya pun menjadi terbiasa. Banyak hal positif yang dapat dipelajari dari mereka.
Contohnya mereka sangat disiplin dan menghargai waktu. Makan malam menjadi momen yang paling saya tunggu karena kita saling menanyakan kegiatan di hari itu dan bercanda bersama. Dari kebersamaan ini, kita dapat mengetahui kebiasaan kebiasaan mereka dan begitu juga sebaliknya. Seperti orang Indonesia sangat suka sambal, orang Australia suka BBQan, alpukat di Indonesia adalah buah bukan sayur dan lain sebagainya.
2. Work Placement
Untuk menentukan tempat magang, kita akan diberikan kuesioner mengenai tempat kerja yang diinginkan maupun hal apa saja yang ingin kita pelajari. Kita dapat memilih sesuai beckground pendidikan maupun minat kita. Tidak semua tempat magang akan menerima kita sehingga kita harus bisa benar benar berbesar hati. Magang kerja dilaksanakan setiap hari selasa – jumat sesuai jam kerja yang berlaku (biasanya jam 8-5 sore). Karena ini magang, kita tidak mendapatkan gaji /upah.
3. Pertunjukan seni / Culture Performance
Pertunjukan seni dilakukan pada hari senin sesuai jadwal yang telah diberikan. Tetapi bisa juga dalam satu minggu ada 2 kali melakukan pertunjukan. Misalnya ada acara khusus maupun permintaan dari orang lain. Kebanyakan pertunjukan seni diadakan di sekolah sekolah. Adapun materi yang ditampilkan tergantung dr masing angkatan. Yang jelas selalu ada tari saman di tiap penampilan
4. Courtesy Call
Courtesy call adalah kunjungan resmi ke pemerintahan maupun pemangku kepentingan yang terkait dalam program AIYEP seperti ke kantor Menpora, Kantor gubernur, konsulat jendral RI dan sebagainya. Yang menarik jika kita melakukan Courtesy call di Australia, suasananya terasa tidak begitu formal. Acara pun berlangsung singkat dan padat. Setelah itu, diadakan coffee break dimana kita langsung dapat berbaur dengan orang orang penting tersebut.
Setelah fase Australia selama kurang lebih 2 bulan berakhir, saatnya kami dipertemukan dengan 18 pemuda pemudi Australia. Dengan ini lengkaplah sudah 1 angkatan utuh Aiyep 2010-2011.
Fase Indonesia tidak jauh beda dengan yang saya paparkan diatas. Fase kota ada di Kendari – Sulawesi Tengah dan fase desa di Wakatobi. Bedanya fase desa yang pertama kali diadakan. Di Fase desa tersebut tidak ada work placement namun diganti dengan community development (pemberdayaan masyarakat). Ibaratnya KKN jika kita kuliah. Kita pun terbagi bagi dalam beberapa divisi sesuai minat masing masing agar dapat fokus dalam satu bidang.
Di fase indonesia kita dipasangkan dengan 1 orang peserta dari Australia (sesama jenis) atau yang kita sebut counterpart. Layaknya pasangan sungguhan, kemana mana kita nyaris selalu bersama. Di fase kota di Indonesia, ketika magang pun kita berada dalam satu kantor. Ini cara yang sangat efektif untuk saling mengenal cara hidup orang Australia. Kita punya banyak waktu untuk berdiskusi dan bercerita mengenai pribadi masing masing dan juga tentu membantu mereka jika kesulitan dalam berbicara bahasa indonesia maupun memahami tentang budaya indonesia.
Program pelayaran dengan mengundang pemuda-pemudi perwakilan dari setiap provinsi yang memenuhi syarat.
Tujuan KPN
menggugah, memunculkan, membangkitkan motivasi pemuda untuk mau ke laut serta menstimuli tumbuhnya wirausaha pemuda di bidang kelautan. selain itu untuk membentuk jaring kerja nasional pemuda, memperkuat dan meningkatkan jiwa dan semangat NKRI sekaligus memberdayakan pemuda sebagai kader bangsa.
Kita tahukan Indonesia merupakan negara maritim, akan tetapi kekayaan Sumber Daya Alamnya belum tergali secara maksimal, jadi di Kapal Pemuda Nusantara ini, kita akan bersentuhan langsung dengan segala hal yang berhubungan dengan laut, termasuk berinteraksi dengan masyarakat yang tinggal di pesisir. Intinya sih, membuka wawasan anak-anak bangsa akan kelautan.
Penyelenggara :
- Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga , bekerjasama dengan
- Departemen Kelautan dan Perikanan,
- TNI AL,
- KAKPN (Korps Alumni Kapal Pemuda Nusantara)
A. Kegiatan selama program ini meliputi :
Courtesy Calls atau kunjungan kehormatan ke Presiden/Wakil Presiden/Perdana Menteri di negara-negara tujuan. Biasanya pada kegiatan ini bentuk-bentuk gift yang berupa plakat/ vandel atau lambang provinsi maupun kerajinan khas dari provinsi Kepulauan Riau sangat dibutuhkan karena barang-barang tersebut akan ditukarkan dengan tempat atau negera yang dikunjungi.
Institutional Visit atau kunjungan ke instansi-instansi.
Homestay in Program in Foster Family, dimana para peserta ditempatkan dirumah orang tua angkat (host-parents), untuk mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat dan kebudayaan setempat serta untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Biasanya di rumah orang tua asuh, interaksi dengan penduduk sekitar memerlukan barang-barang kerajinan khas Kepulauan Riau
Maupun alat-alat musik tradisional seperti gendang dan kompang hadrah sedangkan alat – alat permainan tradisional Kepulauan Riau seperti : gasing dengan berbagai model dan sampan jong ukuran kecil, serta pakaian daerah sehingga kegiatan promosi mengenai kebudayaan yang ada di Kepulauan Riau dapat berlangsung dengan baik.
B. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan CIYEP 2011 dari Indonesia seluruhnya berjumlah 10 (sepuluh orang), meliputi 5 orang pemuda dan 5 orang pemudi. Peserta kegiatan CIYEP berasal dari 10 provinsi di Indonesia, dimana masing-masing provinsi mengirimkan satu perwakilan pemuda / pemudi untuk mengikuti program ini melalui seleksi di provinsi masing-masing yang diselenggarakan Dispora provinsi.
Untuk perwakilan Propinsi Kepulauan Riau dalam kontingen Republik Indonesia, peserta yang terpilih untuk mengikuti CIYEP 2011 adalah Tansir Alamsyah, Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Angkatan 2008 semester VI (Enam), Universitas Batam (Uniba).
Program Pertukaran Pemuda Indonesia-Malaysia (PPIM) atau juga sering disebut sebagai Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP) merupakan salah satu implementasi dari Memorandum of Understanding antara pemerintah Indonesia dan Kementrian Belia dan Sukan Malaysia. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada para pemuda untuk saling belajar pengalaman dari kedua negara khususnya dan dunia internasional umumnya.
Bentuk program ini adalah kegiatan bersama pemuda Indonesia dan Malaysia di Indonesia dan di Malaysia secara bergantian setiap tahunnya. Pada tahun 2007, sesuai dengan kesepakatan yang sudah ada, Indonesia mengirimkan pemuda-pemudi pilihannya ke Malaysia. Program yang dilaksanakan antara lain Courtesy Call, Institutional Visits, Training of Trainers (TOT) dan Homestay. IMYEP berlangsung sekitar bulan Juli.
Program Pertukaran Indonesia Australia (PPIA) merupakan program pertukaran yang dioperasikan di bawah kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Australia yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1981. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas kepada generasi muda dari kedua negara untuk dapat mengapresiasikan budaya, pembangunan dan cara hidup atas kedua bangsa tersebut.
Program ini didanai dan dikelola oleh Australia-Indonesia Institue (AII) di bawah Departemen Luar Negri dan Perdagangan Australia (Department of Foreign Affairs dan Trade). Di samping itu, program ini juga didukung oleh Cultural Office dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Pelaksanaan program di Australia dikordinasikan oleh TCN The Communication Network, sebuah organisasi konsultansi yang berfokus khusus pada proyek kerjasama bilateral. Dari pihak Pemerintah Indonesia, program ini dikelola oleh Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga.
Lokasi pelaksanaan program akan berganti bergiliran pada berbagai negara bagian dan teritori di Australia serta berbagai provinsi di Indonesia. Peserta dari Indonesia akan ditempatkan di kota-kota yang telah ditentukan (umumnya di kota besar dan kota yang lebih kecil) untuk melakukan serangkaian kegiatan homestay bersama keluarga angkat, kerja magang di berbagai institusi, sekaligus interaksi kebudayaan dan sosial dengan masyarakat setempat. Fase ini disebut juga sebagai fase Australia.
Pada fase pelaksanaan program di Indonesia, peserta dari Australia akan bergabung dan berpasangan dengan perserta dari Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan pada fase Indonesia juga memiliki struktur serupa dengan kegiatan program selama di Australia.
Kegiatan yang akan dilaksanakan selama program tersusun dalam sebuah rencana kerja (work plan) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (Indonesia dan Kanada). Secara umum, kegiatan selama program terdiri atas pekerjaan sosial (social works), pemberdayaan masyarakat setempat, pengembangan potensi diri peserta sebagai generasi muda, serta berbagai bentuk kegiatan lainnya yang memberikan pengalaman langsung (on-hand experience) pada pemahaman antarbudaya (cross-cultural understanding).
Salah satu dari dua komponen kegiatan utama dalam program ini adalah Work Placement. Melalui kegiatan ini peserta akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara intensif akan aspek profesionalisme di dunia kerja. Dalam kegiatan ini peserta diawasi dan dibimbing oleh pejabat yang telah ditunjuk pada organisasi yang bersangkutan. Umumnya kegiatan ini dilaksanakan pada berbagai organisasi nirlaba yang turut berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat setempat.
Kegiatan utama lainnnya adalah Educational Activity Day (EAD) atau kerap kali dikenal dengan sebutanVillage Day. Kegiatan utama ini berlangsung seharian (merupakan sebuah hari tertentu di setiap pekannya) di mana serangkaian aktivitas yang memacu kreativitas dan logika akan diselenggarakan oleh dan untuk peserta program.
Berita Terbaru
seleksipcmikepri2019@gmail.com

TEKNIS PENGIRIMAN BERKAS
4. Subject Email : Nama Lengkap Pendaftar - Program yang dipilih - Kota
(Contoh) Subject : Devira Asri Beriliani - KPN - BATAM

OUR STORIES
-
►
2020
(15)
- ► November 2020 (1)
- ► April 2020 (6)
- ► February 2020 (3)
- ► January 2020 (5)
-
►
2019
(18)
- ► December 2019 (1)
- ► April 2019 (1)
- ► March 2019 (8)
- ► February 2019 (6)
- ► January 2019 (2)
-
►
2018
(36)
- ► December 2018 (6)
- ► August 2018 (1)
- ► April 2018 (8)
- ► March 2018 (15)
- ► February 2018 (5)
-
►
2017
(18)
- ► April 2017 (5)
- ► February 2017 (12)
-
►
2016
(14)
- ► April 2016 (3)
- ► March 2016 (2)
- ► February 2016 (9)
-
►
2015
(11)
- ► April 2015 (1)
- ► March 2015 (2)
- ► February 2015 (4)
- ► January 2015 (2)
-
►
2014
(20)
- ► April 2014 (5)
- ► March 2014 (3)
- ► February 2014 (3)
- ► January 2014 (9)
-
►
2013
(5)
- ► April 2013 (2)
- ► March 2013 (2)
- ► January 2013 (1)
-
▼
2012
(18)
- ► April 2012 (1)
-
▼
March 2012
(17)
- Ship for South East Asia Youth Programe
- Kapal Pemuda Nusantara
- Indonesia - Malaysia Youth Exchange Programe
- Indonesia - Canada Youth Exchange Programe
- China - Indonesia Youth Exchange Programe
- Australia - Indonesia Youth Exchange Programe
- Seleksi Program PPAN / KPN
- Lenny Lim: “Tips Dapet Beasiswa AIYEP (Australia)”
- Wahyu Ilham : Berpetualan Ke Negara2 ASEAN dan Jepang
- Lenny Lim: “Mengenal AIYEP”
- Kapal Pemuda Nusantara (KPN)
- China - Indonesia Youth Exchange Program (CIYEP)
- Indonesia-Malaysia Youth Exchange Program (IMYEP).
- Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP)
- Indonesia-Canada Youth Exchange Program (ICYEP).
- Ship for South East Asian Youth Program (SSEAYP)
- Sekilas Tentang PCMI
-
►
2011
(3)
- ► April 2011 (1)
- ► March 2011 (2)

TOPICS

